Lama Baca 6 Menit

6 Fakta Yoshiko Kawashima, Putri Dinasti Qing yang Jadi Mata-mata Jepang

16 March 2022, 06:00 WIB



6 Fakta Yoshiko Kawashima, Putri Dinasti Qing yang Jadi Mata-mata Jepang-Image-1

Potret Kawashima Yoshiko - Image from Internet. Segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami

Bolong.id - Yoshiko Kawashima adalah seorang putri Dinasti Qing, keturunan dari etnis minoritas Manchu di Tiongkok. Namun, dia bukan bangsawan biasa karena dia menjabat sebagai mata-mata Jepang selama Perang Tiongkok-Jepang Kedua. 

Ia mendapat gelar Mata Hari dari Timur yang Jauh karena perannya yang signifikan dalam perang.

Dilansir dari 华声在线综, berikut beberapa fakta tentang Yoshiko Kawashima.

1. Yoshiko Kawashima lahir sebagai Aisin Gioro Xianyu

Lahir pada tahun 1907, Yoshiko Kawashima lahir dengan nama Aisin Gioro Xianyu. Dia adalah salah satu dari 38 anak yang lahir dari Pangeran Shanqi, seorang pangeran Manchu di Dinasti Qing.

Pada tahun 1911, Revolusi Tiongkok atau Revolusi Xinhai mengakhiri dinasti kekaisaran terakhir Tiongkok, dan berdirilah Republik Tiongkok. Kemudian, teman ayahnya bernama Naniwa Kawashima mengadopsi Aisin Gioro pada usia 8 tahun. Dia kemudian tinggal di mansion Naniwa di Tokyo. Di sini mereka mengganti namanya menjadi Yoshiko Kawashima.

2. Yoshiko Kawashima bukan putri biasa

Kawashima mematahkan semua stereotip seorang putri. Selama masa remajanya, dia menunggang kuda ke sekolah, berpakaian seperti laki-laki dan bahkan memotong rambutnya menjadi sangat pendek. Selain itu, Kawashima juga ingin menjadi jenis kelamin ketiga. Aspek-aspek ini membuatnya menonjol dari masyarakat konservatif Jepang.

Pada usia 20, ayah angkatnya menjodohkannya dengan pangeran Mongol, Ganjuurjab. Namun, pernikahan itu hanya bertahan beberapa tahun dan berakhir dengan perceraian. Setelah itu ia meninggalkan rumahnya dan melakukan perjalanan ke berbagai tempat. Pada tahun 1930, dia mendarat di Shanghai.

6 Fakta Yoshiko Kawashima, Putri Dinasti Qing yang Jadi Mata-mata Jepang-Image-2

Kawashima mengenakan seragam militer - Image from Wikimedia


3. Yoshiko Kawashima dan perannya dalam Insiden Shanghai tahun 1932

Meskipun tingkat keterlibatannya dapat diperdebatkan, Kawashima memainkan peran penting dalam Insiden Shanghai tahun 1932.

Menurut Ryukichi Tanaka, yang juga kekasih Kawashima, dia dibayar 20.000 yen (sekitar Rp2,4 juta) oleh Angkatan Darat Jepang untuk memperburuk ketegangan antara Jepang dan Tiongkok di Shanghai. 

Dia diduga memberikan setengah dari uang itu kepada Kawashima dengan instruksi untuk membayar orang-orang melakukan kerusuhan dan tawuran yang disertai kekerasan. Plot ini akhirnya berhasil dan berperan penting dalam memperkuat posisi Jepang di Tiongkok.

4. Kecantikan dalam Pakaian Pria

Novel 1933 The Beauty in Men's Clothing mengkisahkan kehidupan Kawashima. Namun, karena aturan sensor, buku itu disajikan sebagai versi fiksi dari eksploitasinya.

6 Fakta Yoshiko Kawashima, Putri Dinasti Qing yang Jadi Mata-mata Jepang-Image-3

Kawashima gunakan pakaian pria - Image from Internet. Segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami

5.  Jepang meminta Kawashima memimpin pasukan

Kawashima mengambil alih komando pasukan sebanyak 3.000-5.000 orang dengan menggunakan nama Jin Bihui. Pasukan ini ditugaskan untuk membantu menindas pasukan perlawanan Tiongkok di Manchukuo. Dia berhasil dalam tugasnya dan Jepang mampu memadamkan pemberontakan dan menguasai wilayah penting di sana.

6. Kawashima kembali ke Tokyo

Orang-orang menganggapnya sebagai pahlawan ketika dia kembali ke Tokyo. Dia mulai menikmati ketenaran dan perhatiannya. Selain itu, dia sering melebih-lebihkan eksploitasinya dan bahkan menganggap dirinya sebagai Joan of Arc Manchuria.

7. Namun seiring berjalannya waktu, popularitasnya menjadi gangguan bagi militer Jepang

Yoshiko Kawashima segera menjadi sosok yang populer dan terkenal, tampil di siaran radio dan bahkan memberikan pidato publik. Surat kabar menerbitkan beberapa cerita fiksi dan non-fiksi tentang perbuatannya. Namun, popularitasnya yang meningkat menciptakan masalah dengan Tentara Kwantung Jepang, karena bagi mereka nilainya sebagai aset telah berkurang. Selain itu, nada kritisnya terhadap kebijakan militer Jepang di Manchukuo mengurangi nilainya sebagai simbol propaganda. Jadi pada tahun 1940, Kawashima telah memudar dari pandangan publik.

8. Pindah dari satu tempat ke tempat lain tetapi akhirnya menetap di Beijing yang diduduki Jepang

Menjelang akhir tahun 1930-an, Kawashima kecanduan opium dan kondisi mentalnya perlahan-lahan memburuk. Pada 1945, ia kembali ke Beijing yang diduduki Jepang dan tinggal di sana sampai akhir Perang Dunia II.

6 Fakta Yoshiko Kawashima, Putri Dinasti Qing yang Jadi Mata-mata Jepang-Image-4

Kawashima Yoshiko dengan rambut pendek khasnya - Image from Internet. Segala keluhan mnegenai hak cipta dapat menghubungi kam


9. Kawashima Dihukum Mati

Keputusan Kawashima untuk tinggal di Beijing mungkin bukan yang terbaik. Karena ayah angkat Kawashima tidak pernah mendaftarkannya secara resmi sebagai warga negara Jepang dan menurut catatan, Kawashima adalah warga negara Tiongkok yang bekerja untuk militer Jepang dalam invasi ke tanah Tiongkok. Hal ini pun ini tidak dapat diterima oleh Tiongkok.

Kawashima pun ditangkap dan diadili. Selama persidangannya, orang-orang menjulukinya sebagai hanjian, atau 'pengkhianat ras'. Dia kemudian didakwa dengan pengkhianatan dan dijatuhi hukuman mati tembak. Pada 25 Maret 1948, Yoshiko Kawashima dieksekusi dengan tembakan peluru di bagian belakang kepalanya. (*)

Informasi Seputar Tiongkok